Walking down the road

It is the rain of my soul and poured when the storm raging in my mind. When feelings and logics are tangle between right or wrong and win or lose. They are raising many funny questions and silly confusions along the line. These all are happening because I'm walking down the road I choose.

My Photo
Name:
Location: Paris van Java, West Java, Indonesia

I was born in Bandung, April 1976, and spent most of my education time in that same city. Living in a cool town with a moderate muslim family, somehow become important factors that carving my character. I'm a big fan of any satay, pempek and rujak (anything sweet-lah), and I created this notes as a place where I can write everything that crossed my mind. This writing is more like a journal, footsteps I leave behind as reminder mostly for myself and probably for my descendants. If you, readers, able learning one or two good things from this notes, that was really more than my expectation. Yet if I wrote something wrong or you have different opinion from mine, please let me know, will you? You also have to excuse me for that matter because I'm aware I'm no writer at all.

Monday, January 22, 2007

Mama...oh...mama...(sigh)

Sering saat main bareng teman sampai larut malam, pasti kalau udah lewat jam 9 malem, selalu ada aja telepon-lah ato sms-lah dari nyokap yang nanyain dimana, sedang apa dan kapan balik. Waktu SMP, SMA, kuliahan dan bahkan nyampe sekarang pun, kalo sedang lembur ato terlambat pulang, kebiasaan beliau ngga pernah berubah, padahal dengan umur setua ini seharusnya gua bukan lagi jadi tanggung jawab beliau, malah seharusnya gua yang lebih concern ama beliau.
Saat SMA dulu, ada saat2nya gua kesal banget kalo dibilang anak mami, anak ngga bisa mandiri, mother complex ato apalah..., padahal waktu itu temen2 nongkrong gua kebanyakan dari golongan preman, tukang mabok, penjahat wanita,... ahh.. pokoknya semacam anak2 yang ngga jelas juntrungannya, yang biasa nagog di depan warung rokok, yang kegiatan utamanya kalo ngga judi gapleh, gangguin cewe lewat ato gelut gara2 itu. Kebayang ngga? Ngga elit banget kalo ditelpon nyokap pas lagi on. Pernah saking kesalnya, HP yang ngga tau apa2 ikut2an gua musuhin. Biar gua beneran ngga ngebohong kalo ditanya, HP itu gua pastiin "ketinggalan" di rumah.... wakakaka.... Kebiasaan yang awet ampe masa asistenan. Bukannya ga mampu beli HP baru, tapi kesel aja kalo diteleponin terus, cuman nanya yang gituan. Buat anak2 mahasiswa yang butuh bimbingan, gua pastiin selalu bisa nemuin gua di depan warung kopi belakang kampus sampe malem ...hihihi..... Ampe sekarang pun kadang gua mikir, kalo HP tuh barang yang paling ngeganggu banget. Tapi apa boleh buat, tuntutan kerjaan dan kebutuhan bobogohan yang ngeharusin gua bisa menghubungi dan dihubungin setiap saat.
Selang beberapa tahun kebelakang, sewaktu gua masih merantau di negeri orang gila yang dinginnya bisa nyampe -30 derajad. Gua ngebaca blog dibawah, dan somehow..., setelah membaca blog dibawah, gua keinget omongan nyokap, tiap gua complain ama beliau soal kebiasaannya itu, "Kang,... ntar juga kalo udah punya anak, pasti ngerti deh...". Hmm... sekarang sih, gua masih belom punya anak jadi masih belom ngerti betul. Tapi biar bego gini, dikit-dikit gua bisa ngerti-lah meski ngga semuanya.
Sedikit banyak gua bisa liat semua dari sudut pandang seorang ibu. Abis itu gua bener-bener ngga peduli lagi ama yang lain. Perasaan gua pun yang kadang sampe sekarang kadang masih jungkir balik gara2 nyokap treat gua kaya anak kecil tiap ngelakuin itu ato celaan temen-temen kantor dan main yang tau kalo nyokap nelpon cuman buat nanyain sedang ada dimana, udah kaga gua pikirin lagi. Nyokap gua emang udah kaya gitu dari sananya ko... Lagian kalo dipikir-pikir gua masih beruntung dibanding yang lain, masih punya nyokap yang alhamdulillah sehat dan yang kaya gitu pula perhatiannya ama anaknya....
Somewhat, I'll try my best to make you happy mom...
------
(Diambil dari blog seorang teman)...
------
Cinta ini milikmu Mama
"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja." Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang, ga usah repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.
Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.
Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah.. Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?" Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata mama berkata, "Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri"
Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?
Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."
Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan..
Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya Tuhan?
"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin di meja.. " Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan..
Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu.. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai..
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu.. Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah ia disisiMu.. Titip mamaku ya Tuhan.."
Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang mencintai Ibunya..
-------

Tuesday, January 16, 2007

Zodiac's work and coffee break, 1st 30m

09.00 am
"Ugh...", keluh Aries melihat setumpuk laporan-laporan yang harus ia baca satu persatu dan merangkumnya menjadi sesuatu yang bisa ia presentasikan untuk bosnya nanti jam setelah makan siang. Pikirannya membatin antara kewajibannya untuk menyelesaikan laporan kerja itu atau mengunakan haknya, 15 menit coffee break. Mengingat pengalamannya semasa di bangku kuliahan, yaitu selalu menyelesaikan soal ujian semesteran pada waktu 10 menit terakhir "injury time" dengan hasil minimal C, Aries lebih memilih untuk menggunakan haknya terlebih dahulu.
"...biar seger nih... pagi-pagi minum kopi...palingan cuman 5 menitan", pikir Aries. Suatu rutinitas yang wajib dilakukan tiap pagi, mengingat ia menderita jet-lag berkelanjutan akibat perbedaan waktu antara jam kerja dan jam biologisnya. Secangkir kopi hitam penuh kafein akan menahan kelopak matanya pada tempatnya, sampai makan siang nanti.
09.05 am
Melihat keluar jendela dan melihat langit yang biru sambil meminum kopi pahit dan melayangkan pikiran selain dari pekerjaan, dapat sedikit menyegarkan pikiran Aries. Sampai suatu ketika lamunannya dibuyarkan oleh tepukan lembut seseorang dipundaknya.
"Hey, masih pagi udah ngelamun...gimana sih? Si bos n'tar nanyain loh?"
"Waahh..?!, Ahh...kirain siapa, bikin kaget aja...ampir aja mati kesedak tau..!", balas Aries. "Si Bos? Ah biarin aja, nanti juga pas makan siang ketemuan koq, nyantai aja...", lanjut Aries."Nah situ sendiri, koq udah istirahat juga? Eh... terus, yang kemaren itu, presentasinya jadi gimana Ni?", Aries balik bertanya.
Gemini namanya, seorang wanita berwajah manis, dengan postur aduhai, adalah salah satu target dari sejumlah bujangan di tempat kerja. Sampai mereka semua tahu kalau mereka harus bersaing dengan Sagitarius, seorang eks-mud darah biru di salah satu perusahaan asuransi terbesar di kota ini. Bibit, bebet dan bobot Sagitarius akan membuat ciut percaya diri laki-laki manapun yang coba mendekati Gemini. Apalagi ditambah rumor kalau pacar Gemini ini mempunyai sepasukan tukang pukul dari ormas tertentu, yang selalu dibacking polisi setempat beserta jajaran Muspida. Rumor lain menyebutkan kalau Sagitarius juga adalah bandar narkoba paling berkuasa di kota ini. Untungnya Mang Encang, pemilik warung "Narkoba" di depan kantor tidak bersaing dengannya meski dia juga sama menjual Narkoba dengan jenis lain, yaitu nasi rames, kopi dan mie baso.
Sesaat bercakap dengan Gemini, pikiran Aries melayang, saat percakapan dengan sahabatnya, Taurus mewanti-wantinya soal wanita... "Ingat Ries, filosofi tentang wanita itu selalu mirip dengan slogan di toko2 pecah belah", kata Taurus."Hah? slogan di toko2 gituan? Apa iya ya?", tanya Aries."Iya lah, liat aja, mereka itu mirip barang pecah belah, "fragile", jadi... you can see but cannot touch. Trus kalo engga mau beli, yaaa...don't touch if don't wanna buy, sebab ...when you breaks it you buy it.", jelas Taurus sembari menggunakan bahasa asing, mungkin biar kedengeran lebih gaya."kalo emang niat dapetin, kadang kita beruntung bisa dapetin discount. Tapi paling berabe kalo discount-nya berbentuk ...buy one get one free", lanjut taurus"Ohhh... iya deh...", Aries mengangguk perlahan dan mengiyakan, meski tidak mengerti apa yang dikatakan sahabatnya itu.
Dan sampai sekarang Aries masih tetap tidak mengerti apa yang dikatakan sahabatnya itu. Yang ia tahu, sekarang ia mempunyai secangkir kopi pahit favoritnya, langit biru di jendela yang menenangkannya dan seorang gadis manis sebagai teman bicaranya. Apalagi yang bisa ia minta? Dengan otak udangnya yang jelas-jelas tidak pernah dipakai, Aries tidak pusing memikirkan apakah ia akan pulang dengan selamat sehabis kerja nanti.
"Aku? sekarang sih lagi nyantai, kerjaanku tentang proyek A udah kelar. Trus tentang presentasinya? Yaa... biasa aja, engga ada yang aneh-aneh ko. Emang kenapa?" jawab Gemini.
"Yaaaa... engga sih, selain karena aku ngga punya bahan obrolan lain, aku butuh hasil rapat yang kemaren buat presentasiku nanti..... Meskipun sebenarnya nanti pun aku bisa aja nanya ama sekertaris Bos-ku koq.." Jawab Aries datar. Gemini tersenyum dan percakapan ini berlanjut.
09.10 am
...masih membahas tentang rapat yang kemarin, lalu percakapan berubah membahas teroris dan bom yang ngga pernah abis-abis, lalu kemungkinan harga BBM naik lagi yang lalu dikaitkan dengan kenaikan harga kosmetik dan diskon besar-besaran di setiap Factory outlet yang ada di kota ini, yang tentu saja ngga ada hubungannya sama sekali.
09.20 am
... Aries melihat jarum jam dan sadar, kalau ini sudah melebihi 15 menit istrahatnya. Setelah menimbang keberadaan bosnya yang jauh dari meja kerjanya dan keyakinan bisa menyelesaikan laporan dalam waktu singkat, ia berkeputusan untuk memperpanjang break timenya dan menambah lagi secangkir kopi dan melanjutkan percakapannya dengan Gemini, sambil mencoba mengkonfirmasi sejauh mana kebenaran gosip tentang Sagitarius dari Gemini yang tentu saja hasilnya nol besar. Dimata Gemini, Sagitarius adalah lelaki ideal, penuh perhatian, setia dan segudang sifat lain yang membuat setiap wanita berlomba jadi pacarnya. Oleh karena itu Aries menyimpulkan dua hal dari cerita Gemini ini, yang pertama adalah kalau Sagitarius itu seorang homoseksual yang ngga ngaku kalo dia itu seorang gay, karena secara logika laki-laki, ngga mungkin ada lelaki sebaik dan selembut Sagitarius kalo bukan gay. Dan yang kedua Gemini itu seorang lesbian yang pura-pura punya pacar lelaki, karena udah tau kalo Sagitarius adalah Gay tetapi tetep ngaku-ngaku sebagai pacarnya Sagitarius. Tetapi meski apapun kenyataannya, Gemini tetap merupakan wanita yang cantik dan Aries betah ngobrol dengan dia. (Laki-laki mana yang ngga?)
09.25 am
Saat percakapan memanas, sesorang datang tanpa diundang. "Yoo... Lagi ngopi nih? Ikutan dong...". Libra bergabung untuk secangkir kopi pula. Sambil menyalakan rokok dengan gayanya yang khas, sambil duduk dan melipat kaki dan memainkan kumisnya yang baplang, percakapan pun berubah 180 derajat. Libra mulai bercerita, sambil menyombongkan dirinya, kalau dia sedang dalam proses pembelian sebidang tanah dan rumah di daerah elit, yang harganya mendekati 9 digit. Jelas-jelas hal ini merupakan suatu kebohongan yang nyata karena baru kemarin Libra mengeluhkan naiknya harga pulsa telepon dan BBM yang harus dibayarnya. Selain tukang ngibul, Libra juga adalah tukang rokok di kantor. Satu-satunya kelebihan yang dimiliki Libra adalah dia ngga akan pernah kehabisan rokok jenis apa saja, dan dia berbaik hati membaginya dengan siapa saja teman kongkownya. Karena itu dia juga dapat dikategorikan sebagai "orang gaul" karena semua perokok di kantor ini pasti kenal dengan dia. Ditambah lagi gosip dari Libra merupakan berita terkini yang hebohnya ngga ada dua. Tapi karena semua orang udah tau kalo dia sering ngibul tentu saja semua gosip yang dia ceritain...yah hanya cuman jadi gosip yang masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
"Kemaren gua liat Pa Z masuk ke kantor berdua dengan Ibu X, gila ngga tuh? mereka berdua kan udah nikah?" cerita Libra."Masa masuk kantor sendiri-sendiri? Kaya orang lagi musuhan aja sih? Ga apa-apa kali, kalo datengnnya bersamaan?", sanggah Gemini. "Nah justru itu, ko kenapa datengnya bisa bersamaan? Kenapa ngga misah aja?", tanya Libra. "Gimana mau misah, lha kita ini memang harus masuk sebelum bel bunyi kan? kalo udah lewat waktunya itu disebut terlambat dan bisa dimarahi bos besar.", jawab Aries. "Lho, apa hubungannya bel masuk, terlambat ama mereka yang dateng sama-sama Ries?", tanya Libra. "Yaa, ngga ada lah...", jawab Aries santai. Gemini tersenyum simpul sementara Libra memaki-maki Aries.
09.30 am
Tiba-tiba, Pisces datang menerjang dengan wajah kusut seperti seseorang yang sedang memanggul seekor gajah dipundaknya. Melihat keadaan seperti ini, Aries dan Gemini memilih untuk berpura-pura tidak tahu dan menganggap semua biasa saja. mereka menyapa Pisces tanpa pertanyaan, hanya dengan cengiran tanpa dosa. Lain dengan Libra yang berdiri membelakangi pintu masuk, dia tidak melihat raut wajah Pisces, dan menyapanya saat ia sadar Pisces sedang menuangkan kopi ke cangkirnya.
"Weh, Pisc?... Gua tuangin juga dong, sekalian... Nagapain kesini? Bukannya sibuk terus ngurusin Mr. Doraemon?"
Hasilnya, seperti bendungan pecah dan air bah datang menggulung. Mereka semua, terutama Libra, disembur dengan cerita tanpa henti mengenai Mr. Doraemon, bosnya, yang isinya terpaksa harus disensor dengan alasan kesopanan. Akhirnya badai itu reda setelah 5 menit kata makian yang selalu disertai kata maaf di setiap kalimat yang dikatakannya ditambah lagi dengan 3 cangkir kopi pahit yang ditenggak langsung tanpa gula. Melihat keadaan ini Aries dan Gemini teramat sangat khawatir, sebagai pencinta kopi mereka berdua merasa sangat berdosa membiarkan tiap cangkir kopi yang diambil Pisces, ditenggak habis tanpa dinikmati terlebih dahulu. Hampir berbarengan, mereka berdua langsung memegangi tangan Pisces dan menyelamatkan cangkir kopi yang ke 4 yang baru saja terisi. Sementara Aries sibuk dengan cangkir kopi Pisces, Gemini mencoba meluruskan suasana yang sedang kacau dengan mengajak Pisces berbicara lebih pelan. Sementara itu Libra masih asyik bermanggut ria, dia mengalami syok berkelanjutan akibat diterjang kata-kata Pisces yang ngga ada ujung pangkalnya.

Monday, January 15, 2007

What's a life wanted?

A road leading to the grave, for every mortal soul will endure,
but will I be safe? even I would not be so sure...

If a life meant for a journey then I'll take the journey,
If a life meant of hardwork then I'll do that too, I say
and also if a life meant for lashes of pain,
I'll bear all the pain life given without a whine.

but can I be a a little selfish? Can I have a little bit of happiness?
finding someone who looked me as I am?

I'm not looking for someone I can look up to like the sky,
I'm not looking someone that can support me like a pillar,
for I'm a man and have my pride.

all I want is someone I can talk to,
someone who speak truth about everything,
someone I could tell the truth about everything,
being my gate and my wall for my home,

will I find someone like that before my grave came?
what's a life really wanted from me?

Thursday, January 11, 2007

Last Night

The moon was full and shine so bright,
while stars were dancing around her,
With the wind blow gently through her hair,
singing love songs and light up the night,
But all those beautifull things around,
couldn't reach me at all,
seem like a cold wall of loneliness,
had separate my body and soul.

I'm really sorry, oh my beautiful Night Angel,
for all your effort cheering my heart,
just wasted completly.

I promise you, next time you came around,
I'll sing along with you, dancing above the clouds,
for now, I want me only for myself.

Questions

I do not need all the the love you have,
A little bit your affection is enough to warm my heart.

I do not need you to know me well,
We have our differences, so we won't think the same,
But I need myself to understand your thoughts and doings,
Cause your existance have a lot meaning to my soul.

If you can see me pure, you'll know I'm sincere,
When you see me through, you'll see I'm never far from you,

And if I can asking you now,
When? Why? and How?

Wednesday, January 10, 2007

Distance

There are no distance in the world nowdays. If I recall, like 10 years back I need aproximately 4 hours to reach Jakarta from my hometown Bandung. Now, its only take less than half of previous time. Who knows, in the next few years ahead the time needed will be lessen than that.
I always see "distance" as a word, merely reflecting inabilty to coupe with difference in time and places. If you look into a dictionary, a word distance also related with word "far" and "near". Yet those two words are realy subjective to measure. I remember when I was doing a field reasearch on a remote area, I was searching the village leader. One villager said that the leader was in his house, which located on the next valley. He said,"His house is really near. It's only crossed that one hill and one valley to that direction". He pointed into a direction to the jungle. Me and a friend look each other, and reluctant to go to that direction. Crossing a jungle would be take too much time so it was not really a good idea. The villager was confincing us by his words,"There's a dirt road going directly to his house and it only take 2 hours aproximately going there". We're bought by his words and take his advice. But you know what? the place he was said "near" was really very very far away and it took almost 5 hours to go there. Dang! from that moment when I asked direction to a local people, I always double the amount of what they say.
See? The word "distance" is only a perspective which only exist in our mind. It is up to us, humans, how we see things connected. But the problems is.... We, human, almost never see things in a same way, even a twin. We communicate to each other to shorten the "distance", so we can understand each other and have mutual understanding, so there will be no distance between the two. Nevertheless, even when we talk to each other, we always have boundaries, walls and barriers which sometimes can be irritating. Well, to tell you the truth, it is good to have those limits, normal people will have those limits such as like one person rights, But there are limits which can be crossed and cannot be crossed at any cost.
We have to be able to recognize such limits and negotiating those, so the communication could take place and the people involved are able to understand each other. Isn't that what we all wanted? Understanding one another and create a peace world? Well this is for people who're willing to understand each other, but for other who do not know how to understand, or to who're not willing to do so or not care at all, the warld "distance" will be scretched away and used as a gap to show the difference which is likely, it's not really that different at all.

Monday, January 08, 2007

Meetings

By any chance, lately I met some celebrities in this country, and seriously because I'm someone who's alergic of camera and spotlight, meeting them was really out questions
Late december, I was attending a workshop sponsored by Departement of Energy and Mineral Resources. It was written on the invitation that the workshop would be opened by Minister of Energy and Mineral Resources, and every attendant should dress properly, wearing long shirt and a tie. I said, what the heck!, I've invited into several workshops before with its invitation said that they'll be opened by some important people and we should wear such a suit accordingly. Yet, everytime I wear those outfit, they never showed up. FYI, I really hate wearing long shirt with tie, to much trouble making the right knot, so at that time I just wear shirt with a so-so trouser and my old black sneaker(!). I came early and sat at the second row next to my boss. And when the workshop began, It did opened by the Minister himself! Crap! The room was full with reporters and journalists. At that time I just hope every important people there didn't notice me and somehow I missed all the shot done by the fotographers and cameramen. I'd brought shame to my office if somehow they had a chance and asked me where I was working. So, I kept my silence and try to hide from the view. And even when the discussion session began I never dare to join and ask any question.
And then, couple days before new year eve, I went to my friend's sister wedding in Bandung. I know my friend from elementary school, and later we even went to same highschool, and he was far from good student. I never know his family connected to such important people. Medco Co. owner, the Panigoro's family came, some important people from parlement also came and even celebrities! That was the first time I saw Maudy K, the actrees in person. Whoa! she was so damn gorgeous, no wonder my mom always said I should find a wife like her. The comedian actor Indra B, also came. Hmm... never thought he was so small.
And then yesterday, when I was shopping in a supermarket late at night, a lady pass me by in groceries section. I felt that I've seen her before (Hell yeah! she was cute, of course every normal man would feel to know her), until she went and talked to a guy who address her as his wife, and I was suprise when I saw the guy. He was Andika, the guy who force to quit from a famous band, Peterpan. Somehow I managed to talk to him and express my feelings o him about that event (Yeah, he don't deserve that attitude, especially because he was one of the founder of the band and named it). He just said thanks for my attention and continue accompanying his wife buy things. (what else do I expect? Getting invited to his house?). He was nice man though.
So, in less than three weeks, somehow the destiny arranged me to met some of known celebs and important people who shape the face of this country, and I should gratefull for this, for being able to learn one or two things from them. But you know what? whenever I think of this again, I'm became really, really sad. It's because the destiny have not allow me to meet the one who I'm supposed to meet. She, who's willing to share her dreams and happines with me. Or I had already meet her but somehow neither I or her had realize it yet?

Sunday, January 07, 2007

Twist of life

I'm through expecting in this life. It seems that "destiny" always had another plan for me. No matter how hard I try, it seems all my planing for my mundane life almost never succeded. And if I looked back again to those failures, there're always questions erupted in my mind, "have I really tried hard enough?", "Should I did this instead of that?", or "Should I've done nothing at all when I did that?".
I know, I know .... I've shouldn't do that. Anything that passed away is past and we cannot change a thing of those events. All I can do is learn from those so I'll never make the same mistake again. But which one is a mistake and which one is not? A choice in this life is never really a mistake as long as you have a solid reason(s) for that! You know what? It's really a miserable feelings, where you're literally hopeless and do not have any power to change things happening when everything are crumble infront of your eyes.
I've always believe, that with God permit, one's life is depend on one's effort for that. And I still believe in those words. But it seems that God's plan is always different with mine. So lately I started to think that I haven't pray enough. My own believe to my own pray is not as strong as I thought. Does my faith to Him weakening each day pass by without my awareness?
I really cannot think of any other excuse for these failures. I just truly really hope (not to expect! and dream things which haven't hapenned yet, and making foolish plans based on hollow asumptions!) that God do really love me and give me another chance and somehow His working plans is really the best for me.
Well, It's sound that I'm really selfish, but Hell yeah! I have every right to be selfish! I'm just only a human after all... For being at the lowest point in my life I do have the right to be selfish!

Monday, January 01, 2007

Firm resolution, Bad occasion.

I started this year with firm resolution,
make 2 of my dreams come true,
first is to building a house on a piece of land I own, like sooo long ago,
second is to getting married to a fine woman of my dream,
and create a blessed family of my own,
but....
regarding of the last....
I accidentely opened a freakin Pandora box!
Crap!!
May I able to learned the best thing from this...
wish me luck...