Walking down the road

It is the rain of my soul and poured when the storm raging in my mind. When feelings and logics are tangle between right or wrong and win or lose. They are raising many funny questions and silly confusions along the line. These all are happening because I'm walking down the road I choose.

My Photo
Name:
Location: Paris van Java, West Java, Indonesia

I was born in Bandung, April 1976, and spent most of my education time in that same city. Living in a cool town with a moderate muslim family, somehow become important factors that carving my character. I'm a big fan of any satay, pempek and rujak (anything sweet-lah), and I created this notes as a place where I can write everything that crossed my mind. This writing is more like a journal, footsteps I leave behind as reminder mostly for myself and probably for my descendants. If you, readers, able learning one or two good things from this notes, that was really more than my expectation. Yet if I wrote something wrong or you have different opinion from mine, please let me know, will you? You also have to excuse me for that matter because I'm aware I'm no writer at all.

Friday, August 26, 2005

Aku yang lalai di hadapan-Mu

Saat saat tenang dan senang,
sering lupa Kepada-Mu,
shalatku hanya ritual belaka,
doaku hanya ucapan belaka...

Pada saat masalah menghimpit,
aku selalu mengadu pada-Mu,
mengapa begini, mengapa begitu,
shalat dan do'a ku sepenuh hati...

Celakalah aku !
saat ku sadar untuk mengingat-Mu,
semua sudah terjadi,
dan memang manusia itu merugi...

Kekuatan yang kusangka kumiliki,
hanya sebatas umur yang tak pasti,
jiwa yang rapuh ini akan kembali,
diminta tanya tanpa dusta ...

Dan celakalah aku!
Apa yang kulakukan selama ini?
Lupa? Sengaja? Memudahkan diri?
Ahh... manusia itu memang merugi...

Sungguh aku lemah...
hanya meminta yang aku bisa,
dengan airmata tanpa daya,
Sungguh aku tak berkuasa...

Ya Allah... aku telah lalai...
dari kasih yang Kau beri,
dari cinta yang Kau tanam,
dari segala yang Kau tebar di muka bumi.

Apa yang telah aku raih selama ini ?
harta kedudukan yang tak berguna
Apa yang aku kejar selama ini ?
hanya bayangan belaka...

Ya Allah... sungguh aku lalai...
Ya Aziz... Ya Rahman...
Ya Malik.. Ya Rahim...
Maafkanlah aku, maafkanlah aku

Wednesday, August 24, 2005

Makna Cinta

By Bram

saat kecil ku pernah bertanya
tentang arti cinta pada bunda
bunda pun menjawab, "cinta adalah kasih sayang induk dan anaknya"

saat ku mulai beranjak dewasa
pada sahabat ku pun bertanya
dia pun menjawab, "cinta adalah kasih sayang dua insan manusia"

reff:

adakah yang mampu menjawab
makna cinta yang slalu kutanyakan
mereka yang terjerat rasa cinta
matanya pendarkan cahaya suka dan duka

ku trus mencoba tuk bertanya
walau kini ku terjerat cinta
mungkin tak terjawab dengan kata
mungkin cinta hanya tuk dirasa

repeat to reff

suka duka akan mewarnai cinta
yang menyatukan dua insan berbeda
mungkin takkan kutemukan makna cinta
sebelum kumenjalaninya

repeat to reff

Tuesday, August 23, 2005

Ketika (Hidden Track)

by: maliq n d'essentials

Ketika kurasakan sudah ada
ruang dihatiku yang kau sentuh
dan ketika kusadari sudah
tak selalu indah cinta yang ada
mungkin memang ku yang harus mengerti
bilaku bukan yang ingin kau miliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada dihatiku

adakah ku singgah dihatiku
mungkinkah kau rindukan adaku
adakah ku sedikit dihatimu
bilakah ku menggangu harimu
mungkinkah kau tak ingin adaku
adakah ku sedikit dihatimu

bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumuliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada dihatiku
kau yang ada dihatiku
kau yang ada dihatiku

bila cinta kita tak kan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku singgah dihatimu
dan bilakah kau tau
kaulah yang ada dihatiku
kau yang ada dihatiku
adakah ku dihatimu

Sunday, August 21, 2005

Senangkah? sedihkah?

Berdebar hatiku tanpa henti, saat kulihat ibu pertiwi,
dibawah sana nyiur melambai memanggilku bernyanyi,
selamat datang, selamat pulang, selamat kembali,
sungguh tentram rasanya menapakkan kaki,
menyusuri jalan, menyebrangi kali, berlarian tanpa henti,
melihat wajah lama yang kurindukan sepenuh hati,
keadaaan yang nyaris sama dengan mimpi-mimpi,
yang terakhir kulihat, 22 bulan lamanya aku pergi,
warung yang tetap menjajakan sesuatu yang orang cari,
mesjid bernyanyi dengan adzannya di pagi hari,
dan orang-orang yang tersenyum melihat ku lagi,
seharusnya aku bersyukur dan senang dengan keadaan ini,
tetapi tidak demikian yang terjadi...

Hatiku tetap terenyuh melihat keadaan yang sama
tukang becak yang dulu masih menjadi tukang becak juga,
penjual roko di Simpang Lima masih orang yang sama,
pengemis, di jalan Lingkar masih itu juga,
kehidupan malam yang ada masih tetap sama,
perek di Alun-Alun masih saja berkeliaran,
pelacur di Saritem juga masih berserakan,
karena itu aku yakin, koruptor-koruptor yang dulu ada,
masih tetap ada, mengebiri uang rakyat jelata,
karena itu aku yakin, para wakil rakyat yang berada,
masih tetap disana, berkoar dengan janji-janji saja,

masih adakah kemungkinan penghidupan yang layak?
dengan harga yang meroket tajam tanpa arah
masih adakah keadilan untuk rakyat jelata?
yang dulu aku dambakan saat jadi mahasiswa

karena itu aku terenyuh luar biasa,
apakah yang diatas mengutuk negara ini?
semoga saja tidak karena aku masih percaya,
masih banyak orang baik yang peduli,
semoga saja benar adanya,
semoga saja memang benar masih ada yang peduli,

saat kulihat indonesiaku sekarang ini,
sungguh aku tak tahu harus tersenyum atau menangis...

Orang yang tertawa

Dan kalian semua tertawa melihat ini semua,
dan masih tetap mencibir melihat yang ada,
kenyataan atau bayangan tanpa suara,
serpihan jiwa seorang anak manusia.

Dan kalian pun lupa tanpa berkata,
dan ingin melupakan semua yang ada,
sepenggal kisah dalam jiwa,
yang menggumpal menyesakkan dada.

mungkin karena itu kalian tertawa,
mungkin karena mencoba melupakannya,
sepatah kata dalam diri kalian,
dengan mencela jiwa orang selain kalian.

Aku harap kalian senang,
aku harap kalian bergembira,
jika kalian pikir aku tak tahu, mungkin kalian salah,
jika kalian pikir aku tak tahu, mungkin kalian benar.

Tapi, tulus dan ikhlas aku harap tidak ada benci,
tidak ada dendam dan angkara,
yang tercermin dimata kalian, terpatri di jiwa,
hanya itu yang aku harap.

Tertawa sajalah, dengan gaya dan laga,
berbahagia sajalah dengan benar dan salah,
tanpa ada maksud yang tercela,
karena kita semua manusia....

Saturday, August 06, 2005

Indah, sungguh indah...

Pagi telah datang, hari baru menjemput,
mentari pun menari, bercahaya halus,
bunga2 pun tersenyum dengan lembut,
menikmati kasih suci dengan tulus.

Telah lama aku terbangun dan sadar,
dari mimpi2 buruk yang indah,
regukan kopi cukup membuat segar,
untuk memulai pagi yang cerah,

Indahnya suasana, indahnya cahaya,
nyanyian angin bersahabat yang berbunga,
wangi hujan yang berdentingan berbicara,
menorehkan cinta yang menggema.

Sering terlupa karunia-Mu yang berada,
Sering terlupa bersyukur untuk segala,
Sedikit saja, setetes saja air yang ada,
cukup untuk melepas dahaga...

Aku berpikir, merenung, dan aku tersenyum,
masih dapat nikmati sesuatu yang indah,
Aku bersyukur dan aku masih tersenyum,
Alhamdulillah...

Thursday, August 04, 2005

Maafkan aku.....

Aku bukan ustadz atau orang suci tanpa dosa,
tapi cukup mengerti, semua terjadi karena ALLAH,
semua berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya,
milik-Nya adalah kebenaran, dan akulah sumber salah.

pertanyaan2 tanpa jawaban yang pasti,
melihat diri dalam cermin diakhir hari,
mengalirkan air mata yang tak berhenti,
salah bertumpuk, tanpa bisa diperbaiki,

Berbuat dosa pada sesama,
berbohong dalam berkata,
menyakiti hati saat bercanda,
berlaku sombong dengan bangga.

Ohh... Gusti yang Maha Suci,
bagaimana caranya mendekat pada-Mu?
dengan pakaian yang kotor penuh nista ini?
Ohh... Gusti yang Maha Suci.

Maafkan aku... Mohon terima permintaanku...
Ya Allah ya Robb... Gusti yang Maha Agung...

Wednesday, August 03, 2005

To see her smile...

I think I'm getting senile,
everytime I see her smile,
it just cast the clouds away,
brightened the darkest thought,
yet I have to be someone else,
cause the promises I made,
unknown to me, unknown to other,
though no one bother,
I tried to keep it at bay,
but sometimes it just get away,
If I became myself, I'll hurt her more,
a confuse hipocrite for someone I adore,
yet I'm happy play the part in that case,
Just to see a smile on her face,
Really I think I'm getting senile...