Walking down the road

It is the rain of my soul and poured when the storm raging in my mind. When feelings and logics are tangle between right or wrong and win or lose. They are raising many funny questions and silly confusions along the line. These all are happening because I'm walking down the road I choose.

My Photo
Name:
Location: Paris van Java, West Java, Indonesia

I was born in Bandung, April 1976, and spent most of my education time in that same city. Living in a cool town with a moderate muslim family, somehow become important factors that carving my character. I'm a big fan of any satay, pempek and rujak (anything sweet-lah), and I created this notes as a place where I can write everything that crossed my mind. This writing is more like a journal, footsteps I leave behind as reminder mostly for myself and probably for my descendants. If you, readers, able learning one or two good things from this notes, that was really more than my expectation. Yet if I wrote something wrong or you have different opinion from mine, please let me know, will you? You also have to excuse me for that matter because I'm aware I'm no writer at all.

Sunday, September 25, 2005

sementara

apakah kau memang jemu?
tanyaku padamu,
saat kau memalingkan wajahmu,
setelah sekian lama bertemu...
sedih tanpa bisa berkata,
pedih tanpa bisa bercerita,
meski memang hati kecil bersuara,
semua memang sementara...
apakah ini salahku?
tanyaku padaku,
mengacuhkan dirimu?
sembunyi tak bertemu?...
memang itu semua benar,
memang aku tidak sabar,
memang aku tak pernah mendengar,
suara gema yang menyebar...
aku pun terduduk dan menangis,
dengan airmata yang telah kering,
apakah semuanya telah habis?
semua yang kuanggap penting?...
apakah kau memang jemu?
tanyaku padamu,
saat kau memalingkan wajahmu,
setelah sekian lama bertemu...
sedih tanpa bisa berkata,
pedih tanpa bisa bercerita,
meski memang hati kecil bersuara,
semua memang sementara...
tetapi..., tetap saja...,
disini..., didalam...,
rasa sedih itu tetap kurasa,
didasar hati yang paling dalam...

Thursday, September 22, 2005

berlalu dalam rimba

Bukan dedaunan yang kurindu,
bukan keteduhan yang kucari,
bukan kesendirian yang kujalani,
semua bukan alasan yang pasti.

deru desah dalam setiap langkah,
harum rumput dan bunga liar,
kesegaran curahan hujan menguyur,
dalam mencari ketenangan jiwa...

Hmm... dan lelah terasa,
saat sejenak melepas penat,
pemandangan rasa tiada tara,
megah tanpa merasa gagah,
ditepi tebing tempat angin bermain,
semuanya sungguh tak terkatakan.

lewati rimba mencari suatu rasa,
kedamaian abadi tempat para dewa.

Saturday, September 17, 2005

Kisah kasihku

jodoh... ohh jodoh...
kuyakin dikau ada, maka terus daku cari,
kukejar-kejar berlari-lari tanpa henti,
capenyaaa..., ahh...! mana tahaaannn!
soalnya kenapa makin daku kejar ko makin berlari?
daku bisa kurus kering sampai mati duoong!
jadi daku biarkan saja semua terjadi...
meski... dihati kecil bersuara....,
"dicari aja lari terus..."
"kalau kaga nyari mana mungkin dapet!?"
wakakakaka....!
rencana yang diatas kaga bisa dimengerti...
karena semua memang harus dijalani...
iya ngga....?! :D

Friday, September 16, 2005

Resep Bahagia

Semasa remaja banyak kubaca tentang bahagia,
indah tiada tara dan jadi tujuan utama semuanya,
mimpi nyata di dunia yang fana,
semasa dewasa aku berkelana,
kucitakan mencari bahagia sejati dengan seribu cara,
seribu jalan kulalui dan seribu wajah kutanya,
bagaimanakah cara untuk bahagia?
seribu jawab dari tiap suara,
sejuta resep yang ada untuk bahagia,
ditengah bingung atas semua yang ada,
hati berkata, tak ada bahagia,
makna hampa di dunia yang fana,
tapi aku masih tak percaya,
dan aku kembali dengan seribu cara,
seribu jalan kulalui lagi dan seribu wajah lain kutanya,
bagaimanakah cara untuk bahagia?
seribu jawab dari tiap suara,
sejuta resep yang ada untuk bahagia,
kuputuskan memang tidak ada cara bahagia,
kulupakan semua dan mengerjakan apa yang ada,
tanpa sadar aku telah menjadi tua renta,
duduk didepan beranda sambil membaca,
dan kini seorang bocah bertanya,
bagaimana cara bahagia?
sambil tersenyum aku berkata,
tidak ada yang namanya bahagia,
kenapa bertanya?
lalu si bocah berkata kembali,
karena aku ingin bahagia seperti kakek,
terkejutlah aku.. lalu tertawa terbahak...
karena memang betul aku hidup bahagia...
telah kutemukan bahagia sejati tanpa mencarinya...

Hmm.. let's hang on, shall we?

Throughout our life,
we gain somethings and,
we have also lost lots of them,
power and wealth,
names, threads of friendship,
blissfiull feelings and memories,
loves and regrets...
we will always lose those.

our soul,... our essence...,
crumbling apart as time goes by,
we lost something forever,
and yet for each breath we take,
we try to live our life till the end,
we always tried to hold on to it,
not for the joy or sorrow,
nor for likeness or dislikeness,
nor also for boldness or bravery act,
but for fear...

fear of "lost", which we will never have,
the same moments or feelings again,
and we always tried...
trying to pull all the pieces together,
to fill gaps in our heart...
and yes.... and the reason is true....
cause we will never have,
the same thing ever again...

but is it true?
does it fill the void in our heart?
have you ever think that...
our heart will never be complete at all?
if we keep hanging to the precious one,
was it really worth something?