Walking down the road

It is the rain of my soul and poured when the storm raging in my mind. When feelings and logics are tangle between right or wrong and win or lose. They are raising many funny questions and silly confusions along the line. These all are happening because I'm walking down the road I choose.

My Photo
Name:
Location: Paris van Java, West Java, Indonesia

I was born in Bandung, April 1976, and spent most of my education time in that same city. Living in a cool town with a moderate muslim family, somehow become important factors that carving my character. I'm a big fan of any satay, pempek and rujak (anything sweet-lah), and I created this notes as a place where I can write everything that crossed my mind. This writing is more like a journal, footsteps I leave behind as reminder mostly for myself and probably for my descendants. If you, readers, able learning one or two good things from this notes, that was really more than my expectation. Yet if I wrote something wrong or you have different opinion from mine, please let me know, will you? You also have to excuse me for that matter because I'm aware I'm no writer at all.

Wednesday, July 25, 2007

Bayangan

Matahari sudah bersinar terang, saat kupacu motorku ditengah kemacetan. Sekali lagi kulihat jam ditangan, dan aku tahu aku sudah terlambat. Sial! Memang salahku yang bangun terlambat, bahkan saat shubuh pun bukan shubuh lagi. Didepan jalan lampu merah berkedip dan motor kulambatkan sambil mencari jalan diantara mobil yang merapat . Berhenti didepan gerombolan anak sekolah yang menyebrangi jalan, lalau menunggu dan melamun tanpa sadar tentang hidup yang kujalani. Tak terasa 3 menit berlalu dan lampu hijau menyala. Semua orang memacu kendaraan masing-masing, meraung tanpa henti. Seperti orang kesetanan, aku pun melakukan hal yang sama. Saat pikiran tertuju pada jalan didepan, sudut mataku melihat sosok yang kukira kukenal dan kurindukan, dan pikiranku melayang jauh. Cukup 1 detik saja hingga mobil didepan seperti tiba-tiba berhenti mendadak. ku banting ke arah kiri, oleng kesana kemari mencoba mengambil kendali dan akhirnya berhenti. Untungnya sisi yang kupilih itu masih kosong. Menenangkan diriku ditepi jalan sambil beristighfar, kuyakinkan pada diriku sendiri kalau semuanya masih pada tempatnya. Check.... Kuyakinkan diriku sekali lagi kalau semua memang benar masih pada tempatnya. Check... Sambil termanggu lalu kuyakinkan pada diriku kalau aku melihat bayangan dan itu hanya pikiran ku semata. Sambil terus meyakinkan diriku tentang hal itu, kulanjutkan lagi perjalanan yang terlambat ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home