Walking down the road

It is the rain of my soul and poured when the storm raging in my mind. When feelings and logics are tangle between right or wrong and win or lose. They are raising many funny questions and silly confusions along the line. These all are happening because I'm walking down the road I choose.

My Photo
Name:
Location: Paris van Java, West Java, Indonesia

I was born in Bandung, April 1976, and spent most of my education time in that same city. Living in a cool town with a moderate muslim family, somehow become important factors that carving my character. I'm a big fan of any satay, pempek and rujak (anything sweet-lah), and I created this notes as a place where I can write everything that crossed my mind. This writing is more like a journal, footsteps I leave behind as reminder mostly for myself and probably for my descendants. If you, readers, able learning one or two good things from this notes, that was really more than my expectation. Yet if I wrote something wrong or you have different opinion from mine, please let me know, will you? You also have to excuse me for that matter because I'm aware I'm no writer at all.

Tuesday, November 01, 2005

Jiwa yang merindu

Aku ingin, tak perlu lagi alasan untuk bertemu,
cukup karena kata rindu saja,
bukan karena suatu keharusan,
seperti rutinitas yang tak bermakna,
kosong tanpa ada jiwa.

Aku ingin, dalam setiap pertemuan merasakan,
bahwa memang kerinduan itu ada,
bukan karena ketentuan semata,
tidak seperti matahari, bulan dan bintang.
tidak seperti makhluk-Mu yang lain.

Apakah Kau mengerti? ku yakin pasti begitu,
bukannya aku tidak mengakui keberadaan-Mu,
bukannya aku menyekutukan-Mu,
bukan pula aku mencoba mengingkari-Mu,
aku hanya ingin kedatanganku bermakna sesuatu,

Apakah itu sebabnya Kau beri aku perasaan ini?
perasaan yang muncul saat memikirkannya?
hanya untuk mendengar suaranya,
hanya untuk melihat senyumnya,
saat aku sudah menyerah dan melupakan kata itu.

Kau beri manusia takdir untuk hati dan akalnya,
Kau beri juga manusia takdir untuk memilih,
lalu kenapa aku tak bisa memilih juga?
kenapa hati bergerak saat kubentak untuk diam,
anugrah-Mu kah? atau memang keteledoranku?

Aku tak ingin jatuh lagi, dengan alasan apapun,
sudah kuhapus kata itu dari ingatanku,
apakah ini cara-Mu mengujiku, menghukumku?
mengucurkankan perasaan merindu itu?
rinduku kepada-Mu, rinduku kepadanya?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home