Jiwa yang merindu
cukup karena kata rindu saja,
bukan karena suatu keharusan,
seperti rutinitas yang tak bermakna,
kosong tanpa ada jiwa.
Aku ingin, dalam setiap pertemuan merasakan,
bahwa memang kerinduan itu ada,
bukan karena ketentuan semata,
tidak seperti matahari, bulan dan bintang.
tidak seperti makhluk-Mu yang lain.
Apakah Kau mengerti? ku yakin pasti begitu,
bukannya aku tidak mengakui keberadaan-Mu,
bukannya aku menyekutukan-Mu,
bukan pula aku mencoba mengingkari-Mu,
aku hanya ingin kedatanganku bermakna sesuatu,
Apakah itu sebabnya Kau beri aku perasaan ini?
perasaan yang muncul saat memikirkannya?
hanya untuk mendengar suaranya,
hanya untuk melihat senyumnya,
saat aku sudah menyerah dan melupakan kata itu.
Kau beri manusia takdir untuk hati dan akalnya,
Kau beri juga manusia takdir untuk memilih,
lalu kenapa aku tak bisa memilih juga?
kenapa hati bergerak saat kubentak untuk diam,
anugrah-Mu kah? atau memang keteledoranku?
Aku tak ingin jatuh lagi, dengan alasan apapun,
sudah kuhapus kata itu dari ingatanku,
apakah ini cara-Mu mengujiku, menghukumku?
mengucurkankan perasaan merindu itu?
rinduku kepada-Mu, rinduku kepadanya?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home